A. Pengertian Evaluasi Formatif
Ada dua jenis evaluasi, yakni evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Tujuan evaluasi sumatif membandingkan efektivitas beberapa jenis produk untuk memilih salah satu yang terbaik dan menyingkirkan yang lainnya, merupakan suatu proses yang menentukan mana produk yang boleh digunakan terus dan mana yang harus dihentikan atau tidak boleh digunakan. Jenis evaluasi ini tidak menghasilkan petunjuk bagi orang yang mengevaluasi tentang bagian mananya dari kurikulum atau program instruksional itu yang harus direvisi. 

Evaluasi seperti itu tidak pula menghasilkan petunjuk bagaimana cara merevisinya agar kualitasnya lebih baik. Jenis evaluasi lain, evaluasi formatif, bertujuan untuk menentukan apa yang harus ditingkatkan atau direvisi agar produk tersebut lebih efektif dan efisien. Secara ekstrim, dapat dikatakan betapapun kurang efektif atau sangat efektifnya produk itu, evaluator masih harus mencari apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan efektivitasnya sehingga kualitasnya lebih tinggi daripada sebelumnya. Dalam proses pengembangan suatu produk instruksional, pelaksanaan evaluasi formatif adalah suatu keharusan. Hanya dengan cara itulah pengembang instruksional dapat merasa yakin bahwa sistem instruksional yang ia kembangkan akan efektif dan efisien di lapangan sesungguhnya nanti.    Evaluasi formatif dapat didefinisikan sebagai proses menyediakan dan menggunakan informasi untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan kualitas produk atau program instruksional.

B. Empat Tahap Evaluasi Formatif
Idealnya, pengembang instruksional melakukan empat tahap evaluasi formatif, yaitu reviu oleh ahli bidang studi di luar tim pengembang instruksional, evaluasi satu-satu (one-to-one evaluation), evaluasi kelompok kecil dan uji coba lapangan.
1.  Review Oleh Ahli Bidang Studi
Reviu oleh ahli bidang studi di luar pengembang instruksional penting artinya untuk mempermudah pendapat orang lain, sesama ahli dalam bidang studi, khususnya tentang ketepatan isi atau materi produk instruksional tersebut. Di samping itu, dilakukan pula reviu ahli desain fisik dan ahli media lain. Masukan dari para ahli lain ini perlu segera digunakan untuk merevisi produk instruksional tersebut.
Masukan yang diharapkan dari ahli lain adalah:
a.    Kebenaran isi atau materi menurut bidang ilmunya dan relevansinya dengan tujuan instruksional;
b.    Ketepatan perumusan TIU;
c.    Relevansi TIK dengan TIU;
d.   Ketepatan perumusan TIK;
e.    Relevansi tes dengan tujuan instruksional;
f.     Kualitas teknis penulisan tes;
g.    Relevansi strategi instruksional dengan tujuan instruksional;
h.    Relevansi produk atau bahan instruksional dengan tes dan tujuan instruksioal;
i.      Kualitas teknis produk instruksional.
Review oleh ahli lain ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Tim pengembang instruksional mengundang beberapa ahli di luar pengembang instruksional yang terdiri atas:
1)        1-3 orang ahli bidang studi;
2)        1-3 orang ahli pengembang instruksional lain;
3)        1-3 orang ahli produksi media.
b. Tim menjelaskan proses yang telah dilaksanakan dalam mengembangkan bahan instruksional tersebut  kepada para ahli yang diundang.
c.  Meminta komentar tentang kualitas bahan instruksional tersebut dari sudut pandangan keahlian masing-masing. Komentar ini dapat diperoleh dengan salah satu cara sebagai berikut:
1)   Memeberikan kuesioner untuk diisi;
2)   Wawancara;
3)   Diskusi terbuka dengan membahas kualitas bahan instruksional secara bersamaan antara seluruh ahli yang diundang dengan seluruh anggota tim pengembang instruksional.
Kegiatan review tersebut di atas menuntut keterbukaan setiap anggota tim pengembang intruksional dengan sikap menerima semua komentar walaupun mungkin tidak relevan. Selama kegiatan review tersebut setiap anggota tim pengembang hanya dapat meminta kejelasan tentang pendapat ahli lain apabila pendapat tersebut dirasa belum jelas atau dianggap kurang benar. Sikap untuk menolak atau menerimanya harus ditentukan oleh tim setelah selesai kegiatan review tersebut.
Dengan perkataan lain, kesabaran, ketekunan mendengarkan, dan mencatat komentar ahli lain merupakan kunci keberhasilan kegiatan review tersebut. Hasil kegiatan review tersebut dianalisis dan disimpulkan untuk kemudian digunakan dalam merivisi produk instruksional tersebut.
2. Evaluasi Satu-satu
Evaluasi satu-satu dilakukan antara pengembang instruksional dengan dua atau tiga mahasiswa secara individual. Mahasiswa yang dipilih adalah yang mempunyai ciri-ciri seperti populasi sasaran. Ketiga mahasiswa tersebut berasal dari mahasiswa yang mempunyai kemampuan sedang, di atas sedang, dan di bawah sedang. Maksud evaluasi ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang secara nyata terdapat dalam bahan instruksional. Disamping itu evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan komentar dari mahasiswa tentang isi pelajaran.
Langkah-langkah dalam melaksanakan evaluasi satu-satu adalah sebagai berikut:
a.    Pengembang instruksional menjelaskan maksud evaluasi tersebut kepada mahasiswa, yaitu mendapatkan komentarnya terhadap bahan-bahan instruksional  yang baru saja selesai dikembangkan.
b.    Pengembang instruksional mendorong mahasiswa untuk mengikuti kegiatan instruksional sebaik-baiknya dalam waktu yang telah ditentukan. Bila yang dievaluasi berupa bahan belajar mandiri atau PBS, pengembang instruksional mengajak mahasiswa membaca bahan belajar tersebut bersamanya dan mendiskusikan pengertiannya.
c.    Pada akhir pelajaran mahasiswa diberi tes.
d.   Pengembang instruksional mendorong mahasiswa untuk memberikan komentar dengan leluasa tentang kegiatan instruksional yang diikutinya, terutama isi pelajaran atau bahan instruksional dan tes. Keterampilan pengembang instruksional dalam berinteraksi atau wawancara dengan mahasiswa akan menentukan kualitas informasi yang diperolehnya. Pengembang instruksional harus menempatkan diri dan bersikap untuk berusaha memahami komentar mahasiswa tentang bahan instruksional yang telah diproduksinya tanpa merasa tersinggung, apalagi mencoba mempertahankannya. Tanpa sikap positif seperti itu usaha evaluasi akan sia-sia.
e.    Pengembang instruksional mencatat komentar mahasiswa dan menyimpulkan implikasinya terhadap perbaikan kegiatan instruksional secara keseluruhan termasuk terhadap bahan instruksional.
Hasil evaluasi satu-satu ini langsung digunakan untuk merevisi kegiatan nstruksional termasuk bahan instruksional.
3. Evaluasi Kelompok Kecil
Setelah direvisi berdasarkan masukan evaluasi satu-satu, produk instruksional tersebut dievaluasi lagi dengan menggunakan sekelompok kecil mahasiswa yang terdiri atas 8-12 orang. Kelompok kecil mahasiswa ini harus representative untuk mewakili populasi sasaran yang sebenarnya. Diantara mereka tidak termasuk tiga orang mahasiswa yang telah ikut dalam evaluasi satu-satu. Maksud evaluasi kelompok kecil ini adalah mengidentifikasi kekurangan kegiatan instruksional setelah direvisi berdasarkan evaluasi satu-satu. Masukan yang diharapkan bukan saja tentang bahan instruksional, melainkan juga proses instruksional.
Langkah-langkah yang harus ditempuh pengembang instruksional adalah:
a.    Mengumpulkan mahasiswa yang menjadi sampel di suatu ruangan dan menjelaskan maksud evaluasi ini, yaitu untuk mendapatkan umpan balik dalam rangka merevisi produk instruksional tersebut.
b.    Menjelaskan kegiatan instruksional yang akan dilakukan dan mendorong mahasiswa untuk memberi  komentar dengan leluasa setiap saat, selama kegiatan tersebut berlangsung, tentang kualitas produk instruksional, baik yang menyangkut bahan instruksional maupun proses instruksionalnya.
c.    Melaksanakan kegiatan instruksional yang diproduksi dan telah direvisi berdasarkan hasil reviu dan evaluasi satu-satu.
d.   Mencatat komentar mahasiswa terhadap proses dan bahan instruksional termasuk komentar terhadap tes yang digunakan.
e.    Melakukan interviu dan mengajukan kuesioner kepada beberapa mahasiswa untuk mendapatkan informasi lebih jauh tentang:
1)   Seberapa mudah mahasiswa memahami pelajaran yang baru lalu?
2)   Apakah kegiatan instruksional itu menarik dan sistematis?
3)   Bagian mana dari pelajaran tersebut yang sulit dipahami dan mengapa?
4)   Butir tes yang mana yang tidak relevan dengan materi yang disajikan?
Bila informasi yang diperoleh memberikan petunjuk tentang sangat banyaknya kekurangan produk instruksional yang dievaluasi, pengembang instruksional tidak boleh kecewa atau cenderung membuang produk tersebut. Evaluasi formatif tersebut memang bermaksud untuk mendapatkan informasi tentang kelemahan produk instruksional, bukan untuk mendapatkan informasi yang mengenakkan telinga saja atau sengaja hanya mencari kebaikannya. Sebaliknya, pengembang instruksional harus bergembira mendapatkan informasi tentang kelemahan produk instruksionalnya, karena ia mempunyai dasar untuk memperbaikinya. Pengembang instruksional harus sadar benar bahwa produk instruksional yang terbaik pun masih dapat ditingkatkan kualitasnya. Menggunakan hasil evaluasi kelompok kecil untuk merevisi produk instruksional.
4. Uji Coba Lapangan
Setelah direvisi berdasarkan masukan evaluasi kelompok kecil, produk instruksional tersebut diujicobakan di lapangan sebagai tahap keempat atau tahap akhir dalam evaluasi formatif. Maksud uji coba lapangan ini adalah untuk mengidentifikasi kekurangan produk instruksional tersebut bila digunakan di dalam kondisi yang mirip dengan kondisi pada saat produk tersebut digunakan dalam dunia sebenarnya. Produk itu sendiri, lingkungan pelaksanaan, dan pelaksana uji coba harus dibuat semirip mungkin dengan keadaan pada waktu digunakan oleh populasi sasaran nanti. Inilah salah satu letak perbedaan secara mendasar antara uji coba lapangan ini dan tahap evaluasi formatif sebelumnya.Jumlah mahasiswa yang menjadi sampel dalam uji coba lapangan ini lebih besar dari jumlah mahasiswa yang berpartisipasi dalam evaluasi kelompok kecil. Jumlah sekitar 15-30 orang mahasiswa sudah dianggap cukup sepanjang telah mempunyai cirri yang sama atau mirip dengan populasi sasaran.
Uji coba lapangan ini dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a.    Menentukan sampel yang akan digunakan sebanyak 15-30 orang mahasiswa.
b.    Mempersiapkan lingkungan, fasilitas, dan alat-alat yang dibutuhkan sesuai dengan strategi instruksional dan bentuk kegiatan instruksional yang telah ditentukan, yaitu belajar mandiri, pengajaran konvensional, atau PBS.
c.    Melaksanakan kegiatan instruksional sesuai dengan bahan instruksional dan bentuk kegiatan instruksional.
d.   Mengumpulkan data tentang kualitas proses instruksional dan bahan instruksional termasuk bahan ajar, pedoman mahasiswa, dan tes. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan memberikan kuesioner, interviu, dengan mahasiswa atau kombinasi keduanya. Di samping itu, pengembang instruksional mengumpulkan data dengan mengobservasi proses kegiatan mahasiswa dan keadaan lingkungan kegiatan instruksional tersebut untuk mendapatkan informasi tentang kekurangsesuaiannya dengan strategi intruksional yang telah diterapkan.
e.    Menyelenggarakan tes awal dan tes akhir untuk mengetahui efektivitas kegiatan instruksional tersebut. Hasil tes ini tidak digunakan untuk menentukan terus digunakan atau dibatalkannya penggunaan produk instruksional tersebut, tetapi untuk mengetahui seberapa besar lagi usaha yang harus dilakukan pengembang instruksional untuk meningkatkan kualitasnya.

C. Komponen yang Perlu Diperhatikan dalam Merencanakan Evaluasi Formatif
         Pelaksanaan suatu evaluasi harus dimulai dan didasarkan kepada rencana yang disusun sebelumnya. Ada tujuh komponen penting yang harus diperhatikan oleh pengembang instruksional, yaitu:
1. Maksud evaluasi formatif
Sejak awal perencanaan, maksud evaluasi yang akan dilakukan harus jelas. Hasilnya akan digunakan merevisi program atau produk instruksional bukan untuk menentukan digunakan tahu tidak digunakannya produk tersebut.            Maksud ini harus dijadikan dasar dalam menyimpulkan hasil evaluasi nanti. Misalnya, apabila maksud evaluasi tersebut semula digunakan untuk merevisi produk instruksional, tetapi kesimpulan hasilnya digunakan untuk menetapkan bahwa produk tersebut tidak jadi digunakan karena banyak kelemahannya, kesimpulan yang seperti itu tidak tepat. Kesimpulannya menyimpang dari maksud evaluasi tersebut. Kekeliruan seperti ini bukan hanyamungkin terjadi pada pengembang instruksional yang masih muda, tetapi juga yang sudah senior.
2. Siapa yang akan menggunakan hasil evaluasi tersebut?
Dalam perencanaan harus ditetapkan siapa yang akan menggunakan hasil evaluasi itu. Dalam proses yang kita bahas selama ini orang tersebut adalah tim pengembang instruksional. Karena itu, hasil evaluasi harus dilaporkan kepada tim tersebut. Bila hasil evaluasi tersebut diserahkan kepada orang lain, misalnya para guru sebagai calon pemakai, hasil evaluasi formatif itu akan ditafsirkan lain, yaitu rendahnya kualitas produk instruksional tersebut. Dari jauh hari calon pemakai tersebut tentu menolak untuk menggunakannya.
3. Apa informasi yang akan dikumpulkan?
Perumusan informasi yang perlu dikumpulkan berhubungan erat dengan maksud evaluasi. Dalam proses evaluasi yang akan dilakukan, yaitu evaluasi formatif, dibutuhkan informasi tentang kekurangan produk instruksional. Bila informasi yang dikumpulkan tidak sesuai dengan tujuan, misalnya informasi tentang efektivitasnya bila dibandingkan dengan efektivitas produk instruksional lain, maka hasil evaluasi tersebut tidak dapat memberikan petunjuk tentang komponen apa dari produk intruksional tersebut yang harus direvisi. Karena itu menetapkan jenis informasi yang relevan dengan maksud evaluasi sangat penting artinya dalam evaluasi. Untuk evaluasi formatif terhadap produk instruksional, pengembang instruksional perlu mengumpulkan berbagai informasi melalui reviu oleh para ahli diluar pengembang instruksional, evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil dan uji coba lapangan.
4. Sumber-sumber apa yang diperlukan?
a.    fasilitas, alat-alat dan waktu
b.    Tenaga pelaksana evaluasi
c.    Instrumen evaluasi seperti kuesioner, pedoman interviu, checklist, tes, skala sikap dan sebagainya.
d.   Responden
e.    Biaya
5. Bagaimana, kapan dan di mana data dikumpulkan? Siapa yang melaksanakan pengumpulan data dari sumber informasi yang telah ditentukan?
6.  Bagaimana, kapan dan siapa yang melaksanakan analisis data?
7.  Bagaimana bentuk laporannya? Perlukah laporan lisan di samping laporan tertulis?
 Laporan tersebut harus disampaikan kepada tim pengembang instruksional. Ketujuh komponen di atas merupakan komponen pokok yang perlu mendapat perhatian dalam evaluasi, agar hasilnya benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan maksudnya.

D. Merevisi Produk Instruksional
Pelaksanaan evaluasi formatif belum menjamin terjadinya peningkatan kualitas produk instruksional, bila rekomendasi yang dihasilkan evaluasi tidak digunakan untuk merevisi produk instruksional yang di evaluasi tersebut.
Revisi yang dihasilkan dapat dikelompokkan dalam tiga bidang besar:
1.    Isi dari produk instruksional, baik yang terdapat dalam bahan instruksional maupun yang diuraikan oleh pengajar (bila bukan bahan belajar mandiri).
2.    Kegiatan instruksional yang meliputi prosedur penggunaan bahan instruksional dan penyajian atau presentasi.
3.    Kualitas fisik bahan instruksional.
Revisi terhadap produk instruksional dilakukan dalam tiga bidang tersebut di atas. Hasil revisi tersebut berbentuk produk instruksional baru. Bila perubahan-perubahan yang dilakukan untuk menghasilkan produk baru tersebut sangat besar dan mendasar, evaluasi formatif yang kedua perlu dilakukan. Tetapi, bila perubahan itu tidak terlalu besar dan tidak mendasar, produk baru itu siap dipakai dilapangan sebenarnya. Produk baru itu disebut sistem instruksional. Berikut ini dikemukakan bagaimana revisi itu dilakukan pada setiap tahap evaluasi.
1.    Hasil review ahli bidang studi digunakan lebih awal dari setiap tahap evaluasi yang lain, yaitu evaluasi satu-satu, kelompok kecil, atau uji coba lapangan.
2.    Hasil evaluasi satu-satu merupakan masukan yang berharga bagi pengembang instruksional, terutama komentar dan kesulitan mahasiswa memahami setiap bagian dari bahan instruksional dan strategi instruksional. Ini berarti bahwa masukan dari hasil evaluasi satu-satu dan para ahli bidang studi banyak menyangkut isi produk instruksional.
Pengembang instruksional melakukan perbaikan langsung pada bagian yang dianggap sulit dipahami oleh mahasiswa, sulit dibaca atau menimbulkan salah pengertian. Komentar para ahli lain untuk hal ini merupakan data yang memperkuat perlunya revisi tetapi tidak dapat menolaknya. JUmlah mahasiswa dalam evaluasi satu-satu ini sangat kecil, tetapi kontribusi mereka sangat besar dalam memperbaiki tingkat keterbacaan dan kemudahan memahami produk instruksional yang dievaluasi.
3.  Hasil evaluasi kelompok kecil digunakan untuk:
a. Manganalisis kualitas setiap butir tes yang meliputi:
1)   Analisis alternative jawaban bila digunakan tes pilihan berganda;
2)   Komentar mahasiswa tentang kejelasan maksud pertanyaan dalam butir tes tersebut.
b.  Menganalisis kenaikan skor mahasiswa untuk butir-butir tes yang mengukur setiap perilaku dalam TIK dengan cara membandingkan skor tes awal dan skor tes akhir.
Bila tidak ada kenaikan yang berarti sedangkan hasil tes awal dan tes akhir relatif rendah, bahan instruksional dan kegiatan instruksional yang berhubungan dengan TIK tersebut perlu diteliti kembali dengan seksama dan dicari kelemahannya. Bila kenaikan dari hasil tes awal dan akhir untuk TIK tersebut tidak berarti sedangkan keduanya menunjukkan hasil yang tinggi, isi pelajaran yang berhubungan dengan TIK tersebut perlu dipertimbangkan untuk dihilangkan karena dari semula mahasiswa telah menguasainya. Keputusan untuk menghilangkannya sebaiknya menunggu hasil uji coba. Bila hasil uji coba tersebut konsisten dengan hasil evaluasi kelompok kecil bagian tersebut tidak perlu diragukan lagi, perlu dihilangkan atau dipersingkat. Dengan mempersingkat tersebut berarti materi pelajaran keseluruhan tetap utuh.
c. Menganalisis hasil tes akhir dari dua TIK yang mempunyai struktur perilaku yang hierarkial. Seharusnya skor rata-rata mahasiswa untuk kedua perilaku tersebut mempunyai korelasi yang signifikan. Bila ternyata korelasinya rendah, perlu diteliti hal-hal sebagai berikut:
1)   Kualitas butir tes pada setiap perilaku tersebut
2)   Kualitas bahan instruksional dan strategi instruksional yang berhubungan dengan kedua perilaku tersebut, terutama komentar mahasiswa dan para ahli bidang studi di luar pengembang instruksional.
d.  Menganalisis hasil tes akhir dari beberapa TIK yang mempunyai struktur perilaku prosedural terutama kawasan psikomotor. Bila skor mahasiswa dalam perilaku tersebut rendah, yang terutama diteliti kembali adalah kemungkinan penambahan jumlah latihan atau praktik yang dilakukan mahasiswa. Bila jumlah latihan cukup, perlu diteliti kualitas alat-alat yang digunakan.
e.  Menganalisis komentar mahasiswa tentang proses instruksional terutama yang menyangkut metode dan media instruksional.
4. Hasil uji coba lapangan digunakan untuk merevisi produk instruksional dengan menggunakan prosedur yang sama dengan penggunaan hasil evaluasi kelompok kecil. Hasil uji coba lapangan ini adalah yang paling mirip dengan keadaan sesungguhnya karena dilakukan dalam lingkungan yang menyerupai lingkungan yang sebenarnya. Karena masukan dari uji coba ini akan menggambarkan reaksi populasi sasaran kepada produk instruksional. Bila masukan dari evaluasi satu-satu dan kelompok kecil terutama berisi hal-hal pokok, masukan dari uji coba lapangan inimerupakan masukan yang menyeluruh dan terperinci tentangkualitas bahan dan strategi instruksional yang diujicobakan.
Analisis hasil uji coba lapangan meliputi:
a.    Membandingkan hasil tes awal dan tes akhir mahasiswa untuk seluruh butir tes. Cara ini dimaksudkan untuk melihat efektivitas seluruh produk instruksional. Pengetahuan akan tingkat efektivitas ini bukan untuk memutuskan digunakan atau tidak jadi digunakan produk tersebut melainkan untuk menetukan seberapa keras usaha yang masih harus dilakukan untuk meningkatkan kualitasnya dikemudian hari. Bila kenaikan skor mahasiswa dari tes awal ke tes akhir masih rendah, pengembang instruksional dapat menggunakannya sebagai petunjuk bahwa usaha meningkatkan kualitas produk instruksional tersebut dikemudian hari masih harus dilakukan lebih keras.
b.    membandingkan hasil tes awal dan hasil tes akhir mahasiswa untuk kelompok butir tes yang mengacu kepada setiap TIK. Hasil ini diperkuat dengan komentar mahasiswa dan ahli bidang studi di luar pengembang instruksional akan memberi petunjuk untuk melakukan revisi pada bahan dan strategi instruksional yang mengacu kepada TIK tersebut.
c.    Menafsirkan komentar mahasiswa tentang kejelasan dan kualitas fisik bahan belajar serta tentang sikap mereka terhadap kegiatan instruksional yang diikutinya merupakan masukan yang harus digunakan untuk memperbaiki produk instruksional.
d.   Menafsirkan komentar mahasiswa terhadap proses instruksional, terutama metode dan media yang digunakan serta hasil observasi pengembang instruksional terhadap kegiatan mahasiswa dan fasilitas yang digunakan selama proses tersebut.
Untuk produk instruksional yang dipergunakan dalam lingkup nasional semua langkah tersebut diatas perlu dilakukan, tetapi untuk desain instruksional yang ruang lingkup penggunaannya tidak terlalu besar misalnya untuk tingkat sekolah dapat dilakukan beberapa alternatif sebagai berikut:
1.    Bila akan dilaksanakan tiga dari empat tahap sebaiknya;
a.    Review
b.    Satu-satu atau kelompok kecil
c.    Uji coba lapangan
2.  Bila akan dilaksanakan dua diantaranya, sebaiknya;
a.    Satu-satu atau kelompok kecil
b.    Uji coba lapangan.
c.    Bila akan dilaksanakan satu diantaranya sebaiknya satu-satu atau kelompok kecil.
Dalam kenyataan terkadang evaluasi formatif tidak dapat dilaksanakan oleh beberapa faktor di antaranya sebagai berikut.
1.      Adanya kendala waktu
2.      Kurangnya biaya
3.      Untuk evaluasi satu-satu biasanya siswa cenderung tidak mau memberikan komentar yang sebenarnya tentang berbagai kekurangan yang terdapat dalam desain instruksional yang dibuat.

E. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
Langkah-langkah evaluasi formatif dalam Suparman (2004 :276-284) meliputi: 1) Review ahli; 2) Evaluasi satu satu; 3) Evaluasi kelompok kecil (8-12 orang); dan 4) Uji coba lapangan. Desain instruksional ini melakukan evaluasi formatif dengan cara review ahli bidang studi evaluasi satu-satu, dan evaluasi kelompok kecil. Review ahli bidang studi dilakukan oleh guru senior di MTs Negeri Sakatiga Ogan Ilir yaitu Lies Anggraini, M.Pd. dengan pertimbangan bahwa beliau merupakan  guru senior dengan pengalaman mengajar 13 tahun di MTs dan 5 tahun di IAIN Raden Fatah Palembang. Selain itu, Lies Anggrani di IAIN Raden Fatah Palembang juga memiliki pengalaman dalam memberikan materi desain instruksional kepada mahasiswanya sebagai salah satu mata kuliah yang diampunya.  Hal ini menguatkan perancang untuk memilih ahli tersebut untuk  merevisi desain instruksional yang telah dibuat oleh perancang dengan menghasilkan perbaikan sebagai berikut.
1.    Pembagian waktu harus diperhitungkan secara cermat. Untuk tahap apersepsi tidak melebihi dari 10 menit.
2.    Kegiatan bertanya jawab tentang sistematika penulisan karya ilmiah berdasarkan contoh karya ilmiah yang diamati yang terdapat pada bagian rincian kegiatan awal bagian kedua (pada langkah-langkah pembelajaran), seharusnya diletakan pada kegiatan inti bagian pertama karena kegiatan tersebut sudah masuk pada kegiatan inti.
3.    Cermat dalam penggunaan kata asing. Kata instrument yang berarti bentuk/alat penilaian pada penilaian hasil belajar kurang tepat digunakan. Kalau yang dimaksudkan adalah soal-soal yang akan diberikan lebih tepat menggunakan kata “butir soal”.
4.    Penggunaan suatu kata harus memperhatikan kekonsistenannya. Kalau pada bagian sebelumnya menggunakan kata siswa, untuk selanjutnya tetap menggunakan kata siswa bukan “peserta didik” seperti pada penggunaan kata “peserta didik” di bagian langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Selanjutnya kata siswa dipasangkan dengan kata guru, bukan pendidik. 
5.    Sebaiknya tambahkan format penilaian untuk karya tulis ilmiah yang dibuat siswa.
Evaluasi satu-satu, perancang mengambil 3 (orang) siswa kelas IX (embilan) SMP/MTs tempat perancang bertugas untuk meninjau isi dan materi pelajaran yang tercakup di dalam bahan ajar. Hal ini dilakukan untuk melihat terlebih dahulu isi dan materi pelajaran tersebut sebelum nantinya akan diujicobakan di kelas sebenarnya dengan mendengarkan masukan dan komentar dari siswa tersebut. Untuk evaluasi kelompok kecil, perancang hanya mengambil 8 (delapan) siswa kelas IX (sembilan) SMP/MTs tempat perancang bertugas untuk melihat kekurangan dari masukan di atas dan kemudian mengujicobakannya terlebih dahulu dalam kelompok tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mencari komentar dan masukan tambahan tentang desain instruksional ini.
Dari hasil evaluasi satu-satu dan kelompok kecil, siswa memberikan komentar agar contoh karya tulis ilmiah yang diberikan hendaknya membicarakan tentang topik seputar dunia mereka-remaja. Hal ini mereka ungkapkan setelah melihat tiga contoh karya tulis yang diberikan dan hanya dua yang mereka suka (diminati) untuk membacanya yaitu tentang kenakalan remaja dan hubungan motivasi dengan prestasi belajar. Perbedaan antara RPP yang sebelum dan sesudah direvisi dituliskan pada tabel berikut.

Tabel 15
Perbedaan RPP Sebelum dan Sesudah Direvisi

No.
RPP Sebelum Direvisi
RPP Sesudah Direvisi
1.
Waktu di apersepsi  15  menit
Waktu di apersepsi 10 menit
2.
Kegiatan: bertanya jawab tentang sistematika penulisan karya ilmiah berdasarkan contoh karya ilmiah yang diamati dituliskan  pada bagian rincian kegiatan awal bagian kedua
Kegiatan: bertanya jawab tentang sistematika penulisan karya ilmiah berdasarkan contoh karya ilmiah yang diamati dituliskan  pada bagian rincian kegiatan inti bagian pertama
2.
Penggunaan kata asing instrument
Diganti dengan kata butir soal
3.
Penggunaan kata peserta didik dan pendidik
Diganti dengan kata siswa dan guru
4.
Tidak ada format penilaian karya tulis
Dicantumkan format penilaian karya tulis
5.
Artikel berjudul “Gangliosida Nutrisi untuk Anak “
Diganti dengan artikel berjudul “Jalan Kaki, Sehat Tanpa Cedera” 


Text Box: RPP Sebelum Direvisi 



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah                       : MTs Negeri Kangkung
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester          : IX / II
Alokasi Waktu            : 6 x 40 menit ( 3 x pertemuan )

A.  Standar Kompetensi
 12.  Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk karya ilmiah sederhana, teks pidato, surat pembaca.
B.  Kompetensi Dasar
      12.1 Menulis karya tulis sederhana dengan menggunakan berbagai sumber.
C.  Indikator
1.      Menyebutkan sistematika penulisan karya tulis ilmiah.
2.      Menyebutkan langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah.
3.      Menentukan topik  karya tulis ilmiah.
4.      Menjelaskan cara mengumpulkan data karya tulis ilmiah.
5.      Menguraikan bagian pendahuluan karya tulis ilmiah.
6.      Menjelaskan bagian pembahasan karya tulis ilmiah.
7.      Menguraikan bagian penutup karya tulis ilmiah.
8.      Menuliskan daftar pustaka karya tulis ilmiah.
9.      Menuliskan karya tulis  ilmiah sederhana.
D.  Tujuan Pembelajaran
1.      Setelah diberikan contoh karya tulis ilmiah, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menyebutkan sistematika penulisan karya tulis ilmiah dengan benar.
2.      Setelah dijelaskan langkah-langkah penyusunan karya tulis ilmiah, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menyebutkan 4 langkah penulisan karya tulis ilmiah dengan benar.
3.      Jika diberikan deskripsi suatu peristiwa, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menentukan topik untuk karya tulis ilmiah sesuai deskripsi peristiwa tersebut dengan benar.
4.      Setelah dijelaskan cara mengumpulkan data, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menjelaskan cara mengumpulkan data dengan benar.
5.      Jika diberikan deskripsi suatu peristiwa, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menguraikan bagian pendahuluan karya tulis ilmiah sesuai dengan deskripsi peristiwa secara benar.
6.      Jika diberikan contoh suatu karya ilmiah, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menjelaskan secara singkat bagian pembahasan pada karya tulis ilmiah tersebut dengan benar.
7.      Jika diberikan contoh suatu karya ilmiah, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menguraikan secara singkat bagian penutup pada karya tulis ilmiah tersebut dengan benar.
8.      Setelah dijelaskan cara menuliskan  daftar pustaka, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menuliskan daftar pustaka dengan tepat.
9.      Setelah  membuat kerangka tulisan,  siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menuliskan sebuah karya tulis ilmiah sederhana dengan mengembangkan   kerangka tulisan minimal  500 kata.
E.  Materi Pembelajaran
 Menulis karya tulis ilmiah sederhana
F.   Metode Pembelajaran
1.      Pendekatan     : Keterampilan proses
2.      Metode            : Inkuiri, ceramah, tanya jawab, diskusi
G.  Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
Tahap (Fase) dan Waktu
Rincian Kegiatan
Karakter
Pertama
Tahap Pembuka/
Situsional
( 15 menit )
Kegiatan Awal
1. Apersepsi
a.    Bertanya jawab tentang kegiatan penulisan karya tulis ilmiah.
b.    Siswa mengamati contoh karya.


Rasa ingin tahu
Teliti
Pertemuan
Tahap (Fase) dan Waktu
Rincian Kegiatan
Karakter


2. Motivasi
a.    Menginformasikan materi yang akan dibahas dan tujuannya.
b.    Bertanya jawab tentang sistematika penulisan karya ilmiah berdasarkan contoh karya ilmiah yang diamati.

Terbuka

Rasa ingin tahu
Tahap Eksplorasi
(20 menit)

Kegiatan Inti
1. Peserta didik mencermati
    contoh karya ilmiah yang ada
    di buku  paket siswa.

Kreatif
Tahap Elaborasi
(30 menit)
1.    Mendiskusikan latar belakang karya ilmiah berdasarkan topik yang telah ditentukan.
2.    Mendiskusikan perumusan masalah berdasarkan topik yang telah ditentukan.
Komunikatif


Komunikatif
Tahap Konfirmasi
(5 menit)
1.  Pendidik memberikan  penguatan perumusan masalah kepada peserta didik.
Kreatif
Tahap Penutup
(10 menit)
Kegiatan Akhir
1.   Peserta didik dan pendidik melakukan refleksi.
2.   Peserta didik dan pendidik menyimpulkan pembelajaran hari ini.
3.   pendidik  menyampaikan bahan untuk pertemuan berikutnya.

Komunikatif

Kritis

Terbuka
Kedua
Tahap Pembuka
 (Situsional)
(5 menit)
Orientasi, apersepsi, motivasi
1. Pendidik  dan peserta didik bertanya jawab sistematika penulisan yang dibahas pada pertemuan sebelumnya.   

Terbuka

Pertemuan
Tahap (Fase) dan Waktu
Rincian Kegiatan
Karakter
           
Tahap Eksplorasi
(30 menit)
Kegiatan Inti
1.   Peserta didik mengamati contoh penulisan daftar pustaka.
2.   Peserta didik menemukan cara menulis daftar pustaka.
Mandiri



Kreatif
Tahap Elaborasi
(30 menit)
1. Peserta didik satu persatu
    menuliskan daftar pustaka
    berdasarkan soal yang di
    berikan guru di papan tulis.
2. Peserta didik yang lain
    menilai ketepatan pustaka
    yang ditulis temannya di
    papan tulis.
3. Peserta didik yang penulisan
    daftar pustakanya kurang tepat
    diberikan kesempatan untuk
    memperbaikinya.
Kerja keras



Kritis




Disiplin
Tahap Konfirmasi
(10 menit)
Peserta didik dan guru merangkum dan menyimpulkan  cara penulisan daftar pustaka.   

Terbuka
Kegiatan Akhir
(5 menit)
Peserta didik dan guru melakukan refleksi
Terbuka

Ketiga
Tahap Pembuka
 (Situsional)
(5 menit)
Orientasi, apersepsi, motivasi
1. Pendidik  dan peserta didik bertanya jawab penulisan sumber pustaka yang dibahas pada pertemuan sebelumnya.   

Terbuka
Tahap Eksplorasi
(20 menit)
Kegiatan Inti
1.    Peserta didik mengamati contoh pe-ngembangan kerangka tulisan di LKS.

Ketelitian

Pertemuan
Tahap  (Fase) dan Waktu
Rincian Kegiatan
 Karakter


2.  Peserta didik mendiskusikan sistematika tulisan yang akan mereka buat.
Kerjasama

Tahap Elaborasi
(40 menit)
1.    Peserta didik menuliskan ke dalam kerangka sistematika tulisan yang akan dibuatnya bersama kelompok.
2.    Peserta didik mengembangkan kerangka tulisan menjadi se-buah tulisan ilmiah sederhana.
Kerjasama



Kerja keras

Tahap Konfirmasi
(10 menit)
Peserta didik dan guru merangkum dan menyimpulkan  cara pengembangan karya tulis ilmiah. Meminta peserta didik untuk menyelesaikan tulisannya dalam waktu 1 minggu.  
Terbuka

Kegiatan Akhir
(5 menit)
Peserta didik dan guru melakukan refleksi
Terbuka








G.  Sumber Pembelajaran
      Buku Pembelajaran Bahasa Indonesia
1.    Bahasa dan Sastra Indonesia 3 untuk SMP/MTs Kelas IX karangan: Maryati Sutopo, tahun 2008.
2.    Buku Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX,  karangan: Yulianti Setyorini dan Wahono, tahun 2008.
3.    Buku Membuka Jendela Ilmu Pengetahuan Bahasa dan Sastra Indonesia, karangan: Dwi Hariningsih dkk, tahun 2008.
4.    Buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX, karangan: Tri Retno Murniasih dan Sunardi, 2008.

H.  Penilaian Hasil Belajar
Penilaian:
1.      Penilaian proses : Selama kegiatan belajar berlangsung
2.      Penilaian hasil    :
Tabel Soal
No.
Instrument
1.
Penelitian berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar” (contoh karya terlampir).
Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan sistematika penulisan sebagai berikut.
(1) Halaman Judul
(2) Bagian Pendahuluan
(3) Daftar Pustaka
(4) Bagian Penutup
(5) Kata Pengantar
(6) Bagian Pembahasan

Urutan yang tepat untuk sistematika karya tulis tersebut adalah ....
a. 1-4-6-2-6             c. 1-4-6-5-3-2
b. 1-3-2-4-6             d. 1-5-2-6-4-3
2.
Sistematika karya tulis ilmiah sederhana pada umumnya adalah ...
a.    Halaman judul, isi, pendahuluan, penutup, daftar pustaka.
b.    Halaman judul, pendahuluan, isi, penutup,  daftar pustaka.
c.    Halaman judul,  daftar pustaka,  pendahuluan,   isi, penutup.
d.   Halaman judul, pendahuluan, isi, daftar pustaka,  penutup.
3.
Langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah sederhana adalah...
a.  Menentukan topik, mengembangkan kerangka, membuat kerangka, mengumpulkan data.
b.  Membuat kerangka, menentukan topik, mengembangka kerangka, mengumpulkan data.
c.  Mengumpulkan data, menentukan topik, mengembangka kerangka, membuat kerangka.
d.  Menentukan topik, mengumpulkan data, membuat kerangka, mengembangkan kerangka.
4.
Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya yang akan dilakukan jika Kalian akan menulis sebuah karya tulis ilmiah adalah...
a. Menentukan topik                           b. Mengembangkan kerangka
c. Membuat kerangka                          d. Mencari data
5.
Hari ini memang hari yang melelahkan bagi mereka. Walaupun demikian, terselip juga rasa bangga di hati mereka sebab sumbangan tenaganya akan bermanfaat dan menghasilkan “Taman Gizi”. Setelah tumbuh benih-benih di taman gizi tersebut, ibu-ibu warga desa melanjutkan pekerjaaan dengan dan merawatnya.

Topik paragraf tersebut adalah...
a. manfaat Taman Gizi                        b. pembenihan di Taman Gizi
c. pemeliharaan Taman Gizi                d. pembuatan Taman Gizi.
No.
Butir Soal
6.
Jelaskan cara mengumpulkan data dengan benar!
7.
Ani hendak menulis karangan ilmiah yang terdiri dari 5 bab. Bab I, pendahuluan, berisi beberapa gagasan yaitu tujuan pembahasan, latar belakang masalah, sumber data dan metode, serta ruang lingkup. Gagasan-gagasan tersebut akan disusun menjadi kerangka karangan.

Kerangka yang tepat untuk bab I, pendahuluan, berdasarkan ilustrasi tersebut adalah....
a. BAB I PENDAHULUAN                         b. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah              1.1 Tujuan Pembahasan
1.2 Tujuan Pembahasan                     1.2 Sumber data dan Metode
1.3 Sumber data dan Metode            1.3 Latar Belakang Masalah
1.4 ruang lingkup                               1.4 ruang lingkup

c. BAB I PENDAHULUAN             d. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah              1.1 ruang lingkup
1.2 Tujuan Pembahasan                     1.2 Tujuan Pembahasan
1.3 ruang lingkup                               1.3 Latar Belakang Masalah
1.4 Sumber data dan Metode            1.4 Sumber data dan Metode
8.
Identifikasi masalah karya ilmiah:
1) Apakah limbah kertas bekas dapat dimanfaatkan?
2) Bagaimana pengelolaan limbah menjadi barang berguna?

Latar belakang yang tepat untuk identifikasi masalah tersebut adalah...
a.  Kertas bekas yang selama ini dianggap limbah ternyata dapat dijadikan benda yang bermanfaat. Pemanfaatan limbah kertas tersebut menjadi salah satu solusi terhadap persoalan sampah.
b.  Kertas yang merupakan salah satu dari sekian jenis sampah sangat melimpah sebab hampir seluruh sektor kehidupan di masyarakat kita menggunakan kertas.
c.  Dunia pendidikan kita tidak bisa dipisahkan antara kertas dan kegiatan proses belajar mengajar. Kertas adalah hal pokok  yang bagi semua siswa dan mahasiswa yang aktif maupun para alumni yang telah memasuki dunia usaha.
d.  Sampah merupakan suguhan pokok yang terjadi di kota-kota bahkan sampai di desa. Kota-kota besar mengalami polusi karena sampah. Demikian juga di desa-desa. Sampah menjadi masalah baik di desa maupun di kota.
9.
Topik karya tulis: Pemuda sebagai calon pemimpin pemerintahan masa depan.
Permasalahan yang sesuai dengan topik karya tulis tersebut adalah...
a.  Apa yang harus dimiliki pemuda demi masa depan pemerintah?
b.  Bagaimanakah menjadi pemimpin pemerintahan?
c.  Pemuda dari daerah mana yang pantas jadi pemimpin masa depan?
d.  Pemuda yang bagaimanakah yang mampu memimpin pemerintahan masa depan?
10.
Bacalah dengan saksama makalah “Kenakalan Remaja Penyebab dan Antisipasi-nya” berikut! Jelaskan secara singkat bagian pembahasan pada makalah  tersebut! (Makalah terlampir)
11.
Berdasarkan makalah no. 10, uraikan secara singkat bagian penutup pada makalah tersebut!
No.
Butir Soal
12.
Paragraf yang merupakan bagian  penutup  karya ilmiah adalah …
a.    Indahnya bukit ini laksana permadani hijau yang tergelar luas. Tatkala   pagi menjelang, tetesan embun meneretes bak permata tersebar di   rerumputan.
b.    Pardi melakukan penelitian ilmiah dengan bimbingan guru fisika di   sekolah. Setelah selesai, Pardi akan menulis karya ilmiah tentang sesuatu yang sudah ditelitinya.
c.    Penelitian ini menghasilkan simpulan penting. Satu di antaranya, tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan setelah sebuah daerah dilanda banjir.
d.   Kebersihan merupakan dambaan setiap insan. Oleh karena itu, wahai saudaraku, marilah bergandeng tangan kita ciptakan kebersihan.               
13.
Perhatikan ilustrasi berikut!
   Dirgo Sabariyanto menulis buku yang berjudul Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku? Buku ini diterbitkan di Yogyakarta pada tahun 1999. Penerbit buku ini adalah Mitra Gama Widya.

   Penulisan daftar pustaka yang sesuai dengan identitas buku tersebut adalah...
a.    Dirgo Sabariyanto. 1999. Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku? Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
b.    Dirgo Sabariyanto, 1999, Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku? Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
c.    Sabariyanto, Dirgo. 1999. Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku? Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
d.   Sabariyanto, Dirgo, 1999, Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku? Yogyakarta: Mitra Gama Widya
14.
Sebuah buku berjudul "Pemupukan Berimbang Padi Berkualitas" ditulis oleh  Pambudi Raharjo. Buku tersebut diterbitkan oleh penerbit Amarta Jakarta   pada tahun 2005.

Penulisan daftar pustaka yang benar dari data buku tersebut adalah…
a.    Raharjo, Pambudi. 2005. Pemupukan Berimbang Padi Berkualitas. Jakarta:Amarta.
b.    Pambudi, Raharjo. 2005. Pemupukan Berimbang Padi Berkualitas. Jakarta:Amarta.
c.    Raharjo, Pambudi. 2005. Pemupukan Berimbang Padi Berkualitas. Amarta:Jakarta.
d.   Pambudi, Raharjo. 2005. Pemupukan Berimbang Padi Berkualitas. Amarta:jakarta.
15.
Kembangkan kerangka tulisan yang telah Kalian buat menjadi sebuah karya tulis  sederhana minimal 500 kata!

3. Pedoman Penskoran
No.
Aspek Penilaian
Skor
1.
Peserta didik dapat menyebutkan sistematika penulisan karya tulis ilmiah dengan benar.
10
2.
Peserta didik dapat menyebutkan 4 langkah penulisan karya tulis ilmiah dengan benar.
10
No.
Aspek Penilaian
Skor
3.
Peserta didik dapat menentukan topik karya tulis ilmiah dengan benar.
10
4.

Peserta didik dapat menjelaskan cara mengumpulkan data karya tulis ilmiah dengan benar.
5
5.
Peserta didik dapat menguraikan bagian pendahuluan karya tulis ilmiah dengan benar.
15
6.
Peserta didik dapat menjelaskan secara singkat bagian pembahasan karya tulis ilmiah dengan benar.
10
7.
Peserta didik dapat menguraikan secara singkat bagian penutup karya tulis ilmiah dengan benar.
10
8.
Peserta didik dapat menuliskan daftar pustaka karya tulis ilmiah dengan tepat.
10
9.
Peserta didik dapat menuliskan karya tulis  ilmiah sederhana minimal 500 kata.
20

Skor Maksimum
100

                                              



   

Mengetahui                                                                             Tempat,                  2012   
Kepala sekolah,                                                                       Guru Mata Pelajaran













Text Box: RPP Setelah Direvisi 



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah                       : MTs Negeri Kangkung
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester          : IX / II
Alokasi Waktu            : 6 x 40 menit ( 3 x pertemuan )

A.  Standar Kompetensi
 12.  Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk karya ilmiah sederhana, teks pidato, surat pembaca.
B.  Kompetensi Dasar
      12.1 Menulis karya tulis sederhana dengan menggunakan berbagai sumber.
C.  Indikator
1.    Menyebutkan sistematika penulisan karya tulis ilmiah.
2.    Menyebutkan langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah.
3.    Menentukan topik  karya tulis ilmiah.
4.    Menjelaskan cara mengumpulkan data karya tulis ilmiah.
5.    Menguraikan bagian pendahuluan karya tulis ilmiah.
6.    Menjelaskan bagian pembahasan karya tulis ilmiah.
7.    Menguraikan bagian penutup karya tulis ilmiah.
8.    Menuliskan daftar pustaka karya tulis ilmiah.
9.    Menuliskan karya tulis  ilmiah sederhana.
D.  Tujuan Pembelajaran
1.      Setelah diberikan contoh karya tulis ilmiah, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menyebutkan sistematika penulisan karya tulis ilmiah dengan benar.
2.      Setelah dijelaskan langkah-langkah penyusunan karya tulis ilmiah, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menyebutkan 4 langkah penulisan karya tulis ilmiah dengan benar.
3.      Jika diberikan deskripsi suatu peristiwa, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menentukan topik untuk karya tulis ilmiah sesuai deskripsi peristiwa tersebut dengan benar.
4.      Setelah dijelaskan cara mengumpulkan data, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menjelaskan cara mengumpulkan data dengan benar.
5.      Jika diberikan deskripsi suatu peristiwa, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menguraikan bagian pendahuluan karya tulis ilmiah sesuai dengan deskripsi peristiwa secara benar.
6.      Jika diberikan contoh suatu karya ilmiah, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menjelaskan secara singkat bagian pembahasan pada karya tulis ilmiah tersebut dengan benar.
7.      Jika diberikan contoh suatu karya ilmiah, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menguraikan secara singkat bagian penutup pada karya tulis ilmiah tersebut dengan benar.
8.      Setelah dijelaskan cara menuliskan daftar pustaka, siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menuliskan daftar pustaka dengan tepat.
9.      Setelah  membuat kerangka tulisan,  siswa kelas IX MTsN Kangkung OKU Timur dapat menuliskan sebuah karya tulis ilmiah sederhana dengan mengembangkan   kerangka tulisan minimal  500 kata.
E.  Materi Pembelajaran
 Menulis karya tulis ilmiah sederhana
F.   Metode Pembelajaran
1.      Pendekatan     : Keterampilan proses
2.      Metode            : Inkuiri, ceramah, tanya jawab, diskusi
G.  Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan
Tahap (Fase) dan Waktu
Rincian Kegiatan
Karakter
Pertama
Tahap Pembuka/
Situasional
(10 menit)
Kegiatan Awal
1. Apersepsi
a.    Bertanya jawab tentang kegiatan penulisan karya tulis ilmiah.
b.    Siswa mengamati contoh karya.


Rasa ingin tahu
Teliti

Pertemuan
Tahap (Fase) dan Waktu
Rincian Kegiatan
Karakter


2. Motivasi
a.  Menginformasikan materi yang akan dibahas dan tujuannya.

Terbuka
Tahap Eksplorasi
(30 menit)

Kegiatan Inti
1.  Bertanya jawab tentang sistematika penulisan karya ilmiah berdasarkan contoh karya ilmiah yang diamati.
2. Siswa mencermati
    contoh karya ilmiah yang ada
    di buku  paket siswa.

Kreatif


Rasa ingin tahu
Tahap Elaborasi
(30 menit)
1.    Mendiskusikan latar belakang karya ilmiah berdasarkan topik yang telah ditentukan.
2.    Mendiskusikan perumusan masalah berdasarkan topik yang telah ditentukan.
Komunikatif


Komunikatif
Tahap Konfirmasi
(10 menit)
1.    Guru memberikan  penguatan perumusan masalah kepada siswa.
Kreatif
Tahap Penutup
(10 menit)
Kegiatan Akhir
1.    Guru dan siswa melakukan refleksi.
2.    Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.
3.    Guru menyampaikan bahan untuk pertemuan berikutnya.

Komunikatif

Kritis

Terbuka
Kedua
Tahap Pembuka
 (Situsional)
(5 menit)
Orientasi, apersepsi, motivasi
1. Guru  dan siswa bertanya jawab sistematika penulisan yang dibahas pada pertemuan sebelumnya.   

Terbuka
           
Tahap Eksplorasi
(30 menit)
Kegiatan Inti
1.    Siswa mengamati contoh penulisan daftar pustaka.
2.    Siswa menemukan cara menulis daftar pustaka.
Mandiri


Kreatif
Tahap Elaborasi
(30 menit)
1.  Siswa satu persatu menuliskan daftar pustaka berdasarkan soal yang   di- berikan guru di papan tulis.
2.  Siswa yang lain menilai ketepatan pustaka yang ditulis temannya di papan tulis.
3.  Siswa yang penulisan daftar pustakanya kurang tepat diberikan kesempatan untuk memperbaikinya.
Kerja keras


Kritis


Disiplin
Tahap Konfirmasi
(10 menit)
Siswa dan guru merangkum dan menyimpulkan  cara penulisan daftar pustaka.   

Terbuka

Pertemuan
Tahap (Fase) dan Waktu
Rincian Kegiatan
Karakter

Kegiatan Akhir
(5 menit)
Siswa dan guru melakukan refleksi
Terbuka
Ketiga
Tahap Pembuka
 (Situsional)
(5 menit)
Orientasi, apersepsi, motivasi
Guru  dan siswa bertanya jawab tentang penulisan sumber pustaka yang dibahas pada pertemuan sebelumnya.   

Terbuka
Tahap Eksplorasi
(20 menit)
Kegiatan Inti
1.    Siswa mengamati contoh pengembangan kerangka tulisan di LKS.
2.    Siswa mendiskusikan sistematika tulisan yang akan mereka buat.

Ketelitian


Kerjasama

Tahap Elaborasi
(30 menit)
1.    Siswa menuliskan ke dalam kerangka sistematika tulisan yang akan dibuatnya bersama kelompok.
2.    Siswa mengembangkan kerangka tulisan menjadi sebuah tulisan ilmiah sederhana.
Kerjasama


Kerja keras

Tahap Konfirmasi
(10 menit)
Siswa dan guru merangkum dan menyimpulkan  cara pengembangan karya tulis ilmiah. Meminta peserta didik untuk menyelesaikan tulisannya dalam waktu 1 minggu.  
Terbuka

Kegiatan Akhir
(5 menit)
Siswa dan guru melakukan refleksi
Terbuka

G.  Sumber Pembelajaran
      Buku Pembelajaran Bahasa Indonesia
1.    Bahasa dan Sastra Indonesia 3 untuk SMP/MTs Kelas IX karangan: Maryati Sutopo, tahun 2008.
2.    Buku Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX,  karangan: Yulianti Setyorini dan Wahono, tahun 2008.
3.    Buku Membuka Jendela Ilmu Pengetahuan Bahasa dan Sastra Indonesia, karangan: Dwi Hariningsih dkk, tahun 2008.
4.    Buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX, karangan: Tri Retno Murniasih dan Sunardi, 2008.



H.  Penilaian Hasil Belajar
Penilaian:
1.    Penilaian proses : Selama kegiatan belajar berlangsung
2.    Penilaian hasil    :
Tabel Soal

No.
Butir Soal
1.
Penelitian berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar” (contoh karya terlampir).
Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan sistematika penulisan sebagai berikut.
(1) Halaman Judul
(2) Bagian Pendahuluan
(3) Daftar Pustaka
(4) Bagian Penutup
(5) Kata Pengantar
(6) Bagian Pembahasan

Urutan yang tepat untuk sistematika karya tulis tersebut adalah ....
a. 1-4-6-2-6             c. 1-4-6-5-3-2
b. 1-3-2-4-6             d. 1-5-2-6-4-3
2.
Sistematika karya tulis ilmiah sederhana pada umumnya adalah ...
a.    Halaman judul, isi, pendahuluan, penutup, daftar pustaka.
b.    Halaman judul, pendahuluan, isi, penutup,  daftar pustaka.
c.    Halaman judul,  daftar pustaka,  pendahuluan,   isi, penutup.
d.    Halaman judul, pendahuluan, isi, daftar pustaka,  penutup.
3.
Langkah-langkah penulisan karya tulis ilmiah sederhana adalah...
a.  Menentukan topik, mengembangkan kerangka, membuat kerangka, mengumpulkan data.
b.  Membuat kerangka, menentukan topik, mengembangka kerangka, mengumpulkan data.
c.  Mengumpulkan data, menentukan topik, mengembangka kerangka, membuat kerangka.
d.  Menentukan topik, mengumpulkan data, membuat kerangka, mengembangkan kerangka.
4.
Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya yang akan dilakukan jika Kalian akan menulis sebuah karya tulis ilmiah adalah...
a. Menentukan topik                                          b. Mengembangkan kerangka
c. Membuat kerangka                                        d. Mencari data
5.
Hari ini memang hari yang melelahkan bagi mereka. Walaupun demikian, terselip juga rasa bangga di hati mereka sebab sumbangan tenaganya akan bermanfaat dan menghasilkan “Taman Gizi”. Setelah tumbuh benih-benih di taman gizi tersebut, ibu-ibu warga desa melanjutkan pekerjaaan dengan dan merawatnya.

Topik paragraf tersebut adalah...
a. manfaat Taman Gizi                     b. pembenihan di Taman Gizi
c. pemeliharaan Taman Gizi             d. pembuatan Taman Gizi.
6.
Jelaskan cara mengumpulkan data dengan benar!

7.
Ani hendak menulis karangan ilmiah yang terdiri dari 5 bab. Bab I, pendahuluan, berisi beberapa gagasan yaitu tujuan pembahasan, latar belakang masalah, sumber data dan metode, serta ruang lingkup. Gagasan-gagasan tersebut akan disusun menjadi kerangka karangan.

Kerangka yang tepat untuk bab I, pendahuluan, berdasarkan ilustrasi tersebut adalah....
No.
Butir Soal

a. BAB I PENDAHULUAN                               b. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah                           1.1 Tujuan Pembahasan
1.2 Tujuan Pembahasan                                  1.2 Sumber data dan Metode
1.3 Sumber data dan Metode                          1.3 Latar Belakang Masalah
1.4 ruang lingkup                                               1.4 ruang lingkup
c. BAB I PENDAHULUAN                               d. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah                           1.1 ruang lingkup
1.2 Tujuan Pembahasan                                  1.2 Tujuan Pembahasan
1.3 ruang lingkup                                               1.3 Latar Belakang Masalah
1.4 Sumber data dan Metode          1.4 Sumber data dan Metode
8.
Identifikasi masalah karya ilmiah:
1) Apakah limbah kertas bekas dapat dimanfaatkan?
2) Bagaimana pengelolaan limbah menjadi barang berguna?

Latar belakang yang tepat untuk identifikasi masalah tersebut adalah...
a.  Kertas bekas yang selama ini dianggap limbah ternyata dapat dijadikan benda yang bermanfaat. Pemanfaatan limbah kertas tersebut menjadi salah satu solusi terhadap persoalan sampah.
b.  Kertas yang merupakan salah satu dari sekian jenis sampah sangat melimpah sebab hampir seluruh sektor kehidupan di masyarakat kita menggunakan kertas.
c.  Dunia pendidikan kita tidak bisa dipisahkan antara kertas dan kegiatan proses belajar mengajar. Kertas adalah hal pokok  yang bagi semua siswa dan mahasiswa yang aktif maupun para alumni yang telah memasuki dunia usaha.
d.  Sampah merupakan suguhan pokok yang terjadi di kota-kota bahkan sampai di desa. Kota-kota besar mengalami polusi karena sampah. Demikian juga di desa-desa. Sampah menjadi masalah baik di desa maupun di kota.
9.
Topik karya tulis: Pemuda sebagai calon pemimpin pemerintahan masa depan.

Permasalahan yang sesuai dengan topik karya tulis tersebut adalah...
a.  Apa yang harus dimiliki pemuda demi masa depan pemerintah?
b.  Bagaimanakah menjadi pemimpin pemerintahan?
c.  Pemuda dari daerah mana yang pantas jadi pemimpin masa depan?
d.  Pemuda yang bagaimanakah yang mampu memimpin pemerintahan masa depan?
10.
Bacalah dengan saksama makalah “Kenakalan Remaja Penyebab dan Antisipasinya” berikut!
Jelaskan secara singkat bagian pembahasan pada makalah  tersebut! (Makalah terlampir)
11.

Berdasarkan makalah no. 10, uraikan secara singkat bagian penutup pada makalah tersebut!

12.
Paragraf yang merupakan bagian  penutup  karya ilmiah adalah …
a.    Indahnya bukit ini laksana permadani hijau yang tergelar luas. Tatkala   pagi menjelang, tetesan embun meneretes bak permata tersebar di   rerumputan.
b.    Pardi melakukan penelitian ilmiah dengan bimbingan guru fisika di   sekolah. Setelah selesai, Pardi akan menulis karya ilmiah tentang sesuatu yang sudah ditelitinya.
c.    Penelitian ini menghasilkan simpulan penting. Satu di antaranya, tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan setelah sebuah daerah dilanda banjir.
d.    Kebersihan merupakan dambaan setiap insan. Oleh karena itu, wahai saudaraku, marilah bergandeng tangan kita ciptakan kebersihan.               
13.
Perhatikan ilustrasi berikut!
Dirgo Sabariyanto menulis buku yang berjudul Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku? Buku ini diterbitkan di Yogyakarta pada tahun 1999. Penerbit buku ini adalah Mitra Gama Widya.

Penulisan daftar pustaka yang sesuai dengan identitas buku tersebut adalah...

No.
Butir Soal

a.    Dirgo Sabariyanto. 1999. Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku? Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
b.    Dirgo Sabariyanto, 1999, Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku? Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
c.    Sabariyanto, Dirgo. 1999. Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku? Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
d.    Sabariyanto, Dirgo, 1999, Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku? Yogyakarta: Mitra Gama Widya
14.
Sebuah buku berjudul "Pemupukan Berimbang Padi Berkualitas" ditulis oleh  Pambudi Raharjo. Buku tersebut diterbitkan oleh penerbit Amarta Jakarta   pada tahun 2005.

Penulisan daftar pustaka yang benar dari data buku tersebut adalah…
a.    Raharjo, Pambudi. 2005. Pemupukan Berimbang Padi Berkualitas. Jakarta:Amarta.
b.    Pambudi, Raharjo. 2005. Pemupukan Berimbang Padi Berkualitas. Jakarta:Amarta.
c.    Raharjo, Pambudi. 2005. Pemupukan Berimbang Padi Berkualitas. Amarta:Jakarta.
d.    Pambudi, Raharjo. 2005. Pemupukan Berimbang Padi Berkualitas. Amarta:jakarta.
15.
Kembangkan kerangka tulisan yang telah Kalian buat menjadi sebuah karya tulis  sederhana minimal 500 kata!

3. Pedoman Penskoran
No.
Aspek Penilaian
Skor
1.
Siswa dapat menyebutkan sistematika penulisan karya tulis ilmiah dengan tepat.
10
2.
Siswa dapat menyebutkan 4 langkah penulisan karya tulis ilmiah dengan benar.
10
3.
Peserta didik dapat menentukan topik karya tulis ilmiah dengan benar.
10
4.

Peserta didik dapat menjelaskan cara mengumpulkan data karya tulis ilmiah dengan benar.
5
5.
Peserta didik dapat menguraikan bagian pendahuluan karya tulis ilmiah dengan benar.
15
6.
Peserta didik dapat menjelaskan secara singkat bagian pembahasan karya tulis ilmiah secara singkat dengan benar.
10
7.
Peserta didik dapat menguraikan secara singkat bagian penutup karya tulis ilmiah dengan benar.
10
8.
Peserta didik dapat menuliskan daftar pustaka karya tulis ilmiah dengan tepat.
10
9.
Peserta didik dapat menuliskan karya tulis  ilmiah sederhana minimal 500 kata.
20

Skor Maksimum
100
RUBRIK PENILAIAN KARYA ILMIAH
No.
Aspek yang dinilai
Hasil Penilaian
Skor
Sangat Baik
Cukup Baik
Kurang

1
Judul (singkat, jelas, menarik)
20
10
5

2
Pendahuluan (lengkap, runtut, jelas)
20
10
5

3
Pembahasan (lengkap, runtut, jelas)
20
10
5

4
Penutup (singkat, tepat, jelas)
20
10
5

5
Daftar Pustaka
20
10
5

                                







Mengetahui                                                                              Tempat,                  2012   
Kepala sekolah,                                                                       Guru Mata Pelajaran













REFERENSI

Anonim. (2009) dalam http://pbsindonesia.fkip-uninus.org. Diakses tgl 24 Maret 2012.

Anglin, G. J. (2011). Instructional Technology Past, Present, and Future. California, USA: ABC-CLIO,LLC.

Arisandi, Denny.(2012).Pengertian prilaku. Diakses pada tanggal 27 februari 2012 dari arisandi.com/pengertian-perilaku/Cached 

Bandono. (2009) dalam http://bandono.web.id. Diakses tgl 24 Maret 2012.

Belawati, T. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Chaeruman, A. Uwes. Evaluasi Formatif. http://teknologipendidikan. web.id/ ?tag n=evaluasi-formatif. Di Akses tanggal 14 April 2012.

Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Djamarah, B.S., & Zain, A.  (2002). Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fauzi, A.(2012). Analisis karakter siswa.Diakses pada tanggal 27 februari 2012 dari www.pengantarpendidikan.files.wordpress.com/analisis

Furqon. (2009) dalam http://www.tek-nologipendidikan.co.cc. Diakses 24 Maret 2012.

Gafur, A. (2004). Pedoman Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Material. Jakarta: Depdiknas.

Hernawan, A. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.

Harun,FR. (2004). Penilaian dalam Pendidikan. Medan: USU Library.








Lubis, A.L. (2012). Perpustakaan untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Harian Analisa Opini - Rabu, 29 Feb 2012 00:41 WIB Diunduh 8  April 2012.

Morrison, Ross & Kemp. (2007). Designing Effective Instruction. USA: Jonh Wiley & Sons,Inc.

Munthe, Bermawy. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Seels, Barbara B & Richey, Rita C. (1994). Teknologi Pembelajaran: Kawasan dan definisi. Jakarta: IPTPI bekerjasama dengan FIP UNJ Jakarta.

Soedjarwo. (1984). Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT. Gelora Pratama.

Soekartawi, S. Dkk. (1995). Meningkatkan Rancangan Instruksional (Instructional Design). Jakarta: Raja Grafindo.

Suparman, M. A. (2004). Desain Instruksional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Zuhairi,Stain. Blogspot.com/2008/02/ http://analisis-instruksional. html (Diunduh 25/02/2012).

Diposting oleh Rahmawati Blog on Senin, 25 Juni 2012

0 komentar

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Selamat Datang

Selamat datang di Blog Kontemplatif Cendekia, media yang mengajak Anda untuk sejenak merenung dan menjadi lebih bijak dalam melangkah.

Jam dan Tanggal

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Visitors

free counters

About Me

Foto Saya
Rahmawati Blog
Lihat profil lengkapku